Follow Us

Kepala Basarnas Sebut Tim SAR Swis yang Cari Eril Belum Pakai Metode Canggih Saat Cari Orang Hilang: Indonesia Sudah Pakai Radar!

Adrie Saputra - Sabtu, 04 Juni 2022 | 11:32
Pencarian Eril menggunakan boat search dan teropong, namun terkendala air keruh.
Tribunnews

Pencarian Eril menggunakan boat search dan teropong, namun terkendala air keruh.

Suar.ID - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Hendri Alfiandi memberikan tanggapan terkait hilangnya Emmeril Kahn (Eril), di Sungai Aare, Bern, Swiss.

Setelah lebih dari sepekan, Eril belum ditemukan dan sudah dinyatakan meninggal dunia.

Keluarga Ridwan Kamil telah melakukan ibadah salat ghaib untuk mengantarkan kepergian Eril ke pangkuan yang Maha Kuasa.

Di sisi lain, Hendri mencoba untuk menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi tim SAR Swiss dalam pencarian Eril.

Hendri mengatakan bahwa Sungai Aare sedang deras-derasnya karena gletser yang mencair.

Menurutnya, cairan gletser membuat Sungai Aare menjadi keruh dan akan menyulitkan tim SAR dalam melakukan pencarian.

"Kalau masalah sekarang itu belum bisa ditemukan, perlu diingat bahwa air yang deras itu adalah hasil dari cairan atau lelehan gletser."

"Sehingga ini kan sudah menjelang musim panas kan, jadi kuat."

"Memang jernih, tapi jernihnya itu jernih yang dari lelehan salju itu tidak begitu bening, kelihatannya saja, dan dingin sekali," tutur Hendri, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Jumat (3/6/2022).

Kepala BASARNAS sebut alat-alat yang digunakan tim pencarian Eril di Swiss sangat manual.
(kolase Instagram @emmerilkahn dan tangkap layar YouTube Intens Investigasi)

Kepala BASARNAS sebut alat-alat yang digunakan tim pencarian Eril di Swiss sangat manual.

Hendri juga melihat bahwa volume air di Sungai Aare yang begitu deras, begitu juga lebarnya lokasi menjadi kesulitan tersendiri untuk tim SAR.

Melihat kondisi air yang deras dan cukup keruh, Hendri merasa jika metode boat search seharusnya diganti dengan metode yang lebih canggih.Contohnya dengan kapal berteknologi radar yang dapat mencari orang hilang melalui aliran sonar.Sehingga mengandalkan metode visual seharusnya tidak dijadikan satu-satunya cara untuk mencari keberadaan Eril. "Sistem pencariannya kalau saya lihat dia by visual, dia menggunakan teropong air, sedangkan di Indonesia kita sudah pakai teknologi radar, jadi kita mencari itu dengan sonar,""Saya kemarin memperhatikan metode pencarian di sana manual sekali menurut saya.""Dia pakai kaca di taruh di ujung kapal gitu, terus ada seperti teropong kaca terus ditaruh di bawah gitu, makanya dia kesulitan ketika airnya keruh.""Dia metodenya selama ini begitu, orang tenggelam itu dicarinya begitu, kondisi sekarang karena gletsernya mencair dan keruh, dia gak bisa menemukan itu.""Harusnya pakai device-device yang lebih canggih lagi, sambungnya."Kendati begitu, Hendri menyebut bahwa kemungkinan alam lainnya bisa saja terjadi.Seperti tersangkut bebatuan atau hanyut ke muara yang lebih dalam, pihaknya hanya bisa memprediksi secara singkat karena tidak mengetahui medan sungai Aare."Di sana ada pernyataan kalau 99,9 persen itu (ditemukan setelah) 3 minggu kan, ya itu menunggu dekomposit itu kalau memang itu beliaunya (terjadi) yang tidak kita inginkan, itu mungkin permasalahannya sampai sekarang belum bisa ditemukan.""Kita gak tahu apakah itu tersangkut di batu-batuan apakah itu hanyut sampai jauh, kita belum tahu.""Kita kan tidak hafal kontur di sana seperti apa," tutur Hendri.

Baca Juga: Pernah Berseteru Dengan Sang Ibu, Aurel Hermansyah Kaget Bukan Main Barang Warisan Krisdayanti Jatuh Ke Sosok Yang Nggak Punya Ikatan Darah Ini: Mahal Ini, Mahal!

Source : Grid.ID

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest