Setiap hari berbicara di hadapan para wartawan, ditayangkan televisi, dengan topik yang itu-itu saja, mendatangkan persoalan tersendiri.
Jika Anda melihat penampilan Yuribegitu tenang dengan tutur kata terstruktur, tidak demikian yang senyatanya.
Tiba saat Yurimenyebut kalimat majemuk yang kompleks dan menimbulkan multi tafsir di sebagian masyarakat.
Jika Anda masih ingat, pasca Yuriberbicara dikotomi kaya dan miskin, responmasyarakat di media sosial justru kontra produktif.
Yang muncul ke permukaan justru kesan bahwa pemerintah lebih memperhatikan kelompok kaya dibanding kelompok miskin.
Padahal, bukan semacam itu dimaksud oleh Achmad Yurianto khususnya, juga pemerintah pada umumnya.
Justru misi yang hendak disampaikan sebaliknya .
Yakni, bahwa orang-orang kaya harus melindungi orang lain sebab pembawa virus ke dalam negeri justru orang-orang kaya yang baru bepergian ke luar negeri.
Akan tetapi, berhubung stigma masyarakat mengenai dikotomi kaya-miskin sudah begitu melekat, menjadi sangat susah meluruskannya.
Jika kemudian pemerintah memberi atensi kepada orang-orang yang bepergian ke luar negeri, jelas maksudnya bukan bentuk perhatian lebih kepada orang kaya.
Sebaliknya, justru untuk melindungi supaya tidak makin banyak warga yang terpapar.