Leah Cordice pertama kali berhubungan seks dengan bocah itu pada 2017 setelah menarik celananya saat ia bermain video game.
Mereka kemudian bertemu dua kali sebulan untuk berhubungan seks karena Cordice akan mengasuh anak itu sementara ibunya bekerja lembur.
Sering kali Leah memberi snack atau semacam hadiah kecil sehingga ia akan menjaga pelecehan itu tetap rahasia.
Tidak hanya itu Leah juga membombardirnya dengan pesan WhatsApp yang mengatakan, "Aku mencintaimu, aku mencintaimu".
Namun Leah pernah membantah hal itu di pengadilan dengan mengatakan sang bocah yang memerkosanya.
Namun dirinya dinyatakan bersalah oleh pengadilan seusai didakwa berhubungan seksual dengan anak itu setidaknya lima kali.
Hakim Peter Clarke QC, mengatakan, "Cordice menegaskan bahwa yang sebenarnya adalah bahwa dia telah diperkosa oleh korban pada beberapa kesempatan."
"Sudah dapat dimengerti telah mendesak di pengadilan bahwa pemeriksaan psikiatris telah menemukan Cordice memiliki kemampuan intelektual batas dengan IQ 70 hingga 85."
"Memang aku tidak mendengar indikasi baik dari Cordice maupun korban bahwa dia memeluknya dengan kasih sayang tertentu, bukti dari setidaknya satu saksi adalah obsesi fisik dan kesenangan diri sebagai lawan dari keterikatan emosional."
Sementara terkait korban yakni bocah laki-laki berusia 13 tahun disebut telah didiagnosis gangguan kecemasan.
Hingga harus dibawa pergi oleh layanan sosial.
Sementara ibu dari anak laki-laki tersebut berkata sang anak masih sangat muda untuk menjadi ayah.