Mereka juga mengatakan, pembunuhan itu adalah "bagian dari kebijakan pendudukan (Israel) yang menargetkan wartawan untuk mengaburkan kebenaran dan melakukan kejahatan secara diam-diam".
Israel sendiri membantah melakukan penembakan kepada Abu Akleh,
Mereka mengelak dan akan"menyelidiki peristiwa itu dan mencari kemungkinan bahwa para wartawan ditembak oleh orang-orang bersenjata Palestina".
Yair Lapid, Menteri Luar Negeri Israel, meminta pihak berwenang Palestina untuk mengadakan penyelidikan bersama atas apa yang disebutnya sebagai "pembunuhan yang tidak menguntungkan".
Namun permintaan tersebut ditolak dengan tegas oleh Palestina yang menolak peran apa pun bagi Israel dalam penyelidikan pembunuhan Abu Akleh.
“Izinkan saya bertanya, kapan penjahat memiliki hak untuk mengambil bagian dalam penyelidikan terhadap korbannya?” kata juru bicara Otoritas Palestina, Ibrahim Milhim kepada Al Jazeera.
“Kami enggan dan menolak partisipasi warga Israel mana pun dalam penyelidikan semacam ini."
"Mereka harus dibawa ke Mahkamah Internasional. Kami menyerukan kepada Mahkamah Internasional untuk membuka penyelidikan atas pembunuhan Shireen dan kejahatan lain yang dilakukan terhadap Palestina," tegasnya.
Dari pihak Amerika Serikat, Duta Besar AS untuk Israel, Tom Nides, mengatakan di Twitter bahwa dia "sangat sedih" mengetahui tentang pembunuhan Abu Akleh dan menyerukan "penyelidikan menyeluruh atas keadaan tersebut".
Hal senada juga diungkapkan Neil Wigan, duta besar Inggris untuk Israel, di Twitter: “Wartawan harus diizinkan untuk bekerja dengan aman dan bebas. Saya mendesak penyelidikan yang cepat, menyeluruh dan transparan.”
Sedangkan Tiongkok melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri mereka, Zhao Lijian, ikut mendesak agar tragedi ini bisa ditangani sesuai hukum dan keadilan.