Diberitakan Crikey.com.au, John Howard menyebut, intervensi itu sebagai "kemenangan kebijakan luar negeri yang signifikan".
Ia mengatakan, tidak akan mengubah apa pun tentang itu.
Sementara itu, tentara Indonesia menarik diri sepenuhnya pada akhir Oktober.
Kala itu, INTERFET hanyalah sebagian kecil dari kisah Australia dengan Timor-Leste yang kini dianggap sebagai kesalahan besar bagi negara di sekitar Kupang, NTT itu.
Setelah lebih dari 78 % orang Timor memilih kemerdekaan dalam referendum pada 30 Agustus 1999, milisi paramiliter pro-Indonesia yang marah menanggapinya dengan kekerasan.
Mereka meruntuhkan kota, membakar bangunan, dan menyerang serta membunuh orang.
Sekitar 1500 warga Timor diperkirakan tewas dalam kekerasan itu.
Puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka ke gunung-gunung.
Sementara itu, pasukan Indonesia memaksa lebih dari 300.000 orang melewati perbatasan darat ke Timor Barat.
Kemarahan internasional memaksa dibentuknya INTERFET.
Australia merupakan pemain kunci dalam keputusan untuk campur tangan ini.