Seorang ibu divonis 20 tahun karena membiarkan anaknya meninggal dunia karena asma.
Suar.ID -Ini bisa jadi peringatan bagi ibu-ibu di Indonesia:
Seorang wanita pencandu narkoba jenis heroin divonis 20 tahun penjara karena membiarkan anaknya mati karena asma.
Lebih spesifiknya: wanita itu menjadikan inhaler putranya itu sebagai pipa hisap darurat sehingga sang putra yang asma nggak bisa memakainya.
Wanita itu bernama Laura Heath.
Sementara sang putra bernama Hakeem; dia ditemukan tewas di sebuah taman di Birmingham, Inggris, pada November 2017 lalu setelah mengalami serangan asma parah.
Hakeem diduga sempat mampir ke rumah seseorang setelah keluar dari rumah, dalam kondisi asma berat, saat ibunya tidur.
Saat itu si ibu baru saja menghabiskan malam dengan menghisap heroin sehingga nggak bisa bergerak sama sekali ketika itu terjadi.
Nyawa Hakeem ditemukan keesokan harinya.
Sekarang Heath telah divonis 20 tahun penjara oleh Pengadilan Coventry Crown Court setelah mengakui kekejamannya terhadap anak.
Heath dinyatakan bersalah, karena kelalaiannya Hakeem meninggal dunia.
Ketikamenjatuhkan hukuman, Hakim Dove mengatakan, kematian Hakeem Hussain adalah akibat pola asuh Heath yang nggak keruan.
Hakim mengatakan kepada Heath yang berusia 40 tahun, kematian anaknya terjadi setelah dia "Terjerumus dalam lembah obat-obatan terlarang yang menyebabkan kemelaratan, kekacauan, dan tragedi."
Dia menambahkan: "Jelas bahwa dalam hidupnya yang sangat singkat, dia telah menjadi inspirasi kebahagiaan dan kasih sayang bagi orang-orang yang mengenalnya."
"Semua potensi untuk kehidupan yang indah dan memuaskan itu terputus, padam saat dia pingsan karena tercekik sendiri, mencengkeram sehelai daun di taman."
"Yang benar adalah bahwa Hakeem meninggal karena kelalaianmu yang menyedihkan. Kamu telah membiarkan hidupmu sepenuhnya dikuasai oleh heroin dan kokain."
"Kematiannya tidak perlu, tragis, dan akibat dari kegagalanmu yang hina sebagai ibunya."
Sebelumnya, seorang perawat sekolah sudah memperingatkan konferensi perlindungan anak setempat bahwa Hakeem "bisa mati akhir pekan ini."
Itu adalah dua hari sebelum kematian Hakeem pada dini hari 26 November 2017.
Sebelumnya, Hakeem sudah tiga kali dalam dua tahun pernah dirawat di rumah sakit karena asma.
Ketika Hakeem ditemukan tewas, Heath sedang menginap di flat temannya.
Kepada polisi, Heat mengakui telah mengisap tiga kantong heroin--dua sebelum Hakeem pergi tidur, satu lagi setelahnya.
Seperti disebut di awal, Hakeem sendiri meninggalkan ibunya ketika ibunya tidur akibat teler.
Bukti toksikologi yang diajukan ke pengadilan membuktikan Hakeem telah menghirup asap tembakau beberapa jam sebelum kematiannya.
Dia juga telah terpapar heroin, kokain dan ganja melalui perokok pasif.
Heath diperintahkan untuk menjalani dua pertiga dari hukumannya sebelum memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat.