Suar.ID- Kucing merupakan salah satu jenis hewan peliharaan yang digemari oleh banyak orang.
Para pecinta kucing bahkan bisa memiliki keterikatan batin yang mendalam pada kucing peliharaan mereka.
Namun, di sebuah daerah yang berada di Vietnam,daging kucing justru menjadi santapan harian masyarakatnya.
DilansirGrid yang mengutip dariIntisari, keberadaan kucing di kota Hanoi, Vietnam, terbilang cukup langka.
Pasalnya, hewan yang lucu dan menggemaskan ini sudah biasa dijadikan makanan sehari-hari oleh warga setempat.
Vietnam sendiri merupakan salah satu negara yang masyarakatnya gemar mengonsumsi kucing.
Setiap tahun, ribuan kucing juga anjing, ditangkap di jalanan-jalanan kota Hanoi maupun Ho Chi Minh City hanya untuk dijadikan kudapan.
"Daging kucing memang digemari di sini.”
“Saya sudah setahun tinggal di Hanoi. Saya aneh melihat daging kucing disajikan dalam bentuk makanan.”
“Bahkan, saya pernah memelihara seekor kucing.
Dua hari kemudian, kucing peliharaan saya pun hilang," kata Sadikin, salah satu staf Kedutaan Besar Indonesia untuk Vietnam.
Konon kegemaran masyarakat Vietnam untuk mengonsumsi daging kucing baru terjadi beberapa tahun terakhir.
Awalnya, kucing merupakan binatang peliharaan yang tidak pernah terpikirkan untuk dimakan.
Kabar mengenai daging kucing yang disajikan dalam bentuk makanan di Vietnam mulai santer terdengar tahun 2019 lalu.
Diberitakan AFP, seorang koki yang menjual daging kucing mengatakan menu daging hewan berbulu itu banyak digemari pelanggannya.
"Banyak orang (di sini) memakan daging kucing. Ini merupakan hal baru. Namun, mereka ingin mencobanya," kata koki bernama To Van Dung, kepada AFP.
Konon kebiasaan warga Vietnam menyantap daging kucing karena dilatarbelakangi kondisi masa lalu.
Seorang dokter hewan dari Vietnam mengatakan bahwa kemiskinan dan kondisi perang membuat masyarakat setempat harus memutar otak untuk tetap bertahan hidup.
Dari situlah mereka akhirnya menormalisasikan untuk mengonsumsi daging kucing sebagai makanan sehari-hari.
"Negara ini pernah sangat miskin. Kami pernah berperang dalam waktu yang lama.”
“Jadi, kami makan segalanya untuk bisa bertahan hidup, dari mulai serangga, anjing, kucing, bahkan tikus. Ini sudah menjadi kebiasaan," katanya.
Kendati demikian, tentu alasan masa lalu itu tidak dapat dibenarkan.
Saat ini, pemerintah Vietnam pun mulai mengupayakan agar tren mengonsumsi daging kucing dan anjing dihentikan.
Mengutip Wionews, situs warisan dunia dan pelabuhan perdagangan bersejarah, Hoi An, telah menandatangani perjanjian dengan kelompok hak asasi hewan Four Paws International.
Mereka berjanji untuk menghentikan penjualan dan konsumsi daging kucing dan anjing secara bertahap.
"Kami ingin membantu mempromosikan kesejahteraan hewan melalui pemberantasan rabies,
menghapus perdagangan daging anjing dan kucing secara bertahap, dan menjadikan kota ini sebagai tujuan utama pariwisata," kata wakil walikota Nguyen The Hung.