Abuya Ashaari sempat ditahan setahun, lalu berganti status menjadi tahanan rumah, pindah ke Pulau Labuan hingga akhirnya bebas murni pada 2004.
Tahun 2002, Anofial kemudian mengemban jabatan tinggi sebagai Komisaris Utama PT Cahaya Timur (perusahaan bidang rekaman kaset dan perdagangan), Komisaris Utama PT Qatrunada (travel), Chairman Hawariyun Group of Companies, dan Direktur International Rufaqa Corporation yang berpusat di Malaysia.
Dua perusahaan terakhir yang disebut merupakan 'wajah baru' Darul Arqam.
Berbeda dengan Darul Arqam yang berkonsep organisasi keagamaan serta memiliki jemaah, Hawariyun dan Rufaqa adalah perusahaan yang memang fokus pada ranah bisnis dan dakwah.
Sehingga, pegawai diklaim mendapat timbal-balik berupa upah.
"Dan jangan khawatir, Darul Arqam tak akan berdiri lagi," tuturnya.
Anofial merambah bisnis di bidang lain seperti sekolah, klinik bersalin, toko obat, puluhan outlet, studio rekaman, super market, ekspor-impor, restoran, peternakan, konsultan SDM, event organizer, kafe, desain & kontraktor, bisnis entertsainment, salon, industri rekaman, travel dan berbagai bisnis skala global.
Mereka menjalankan bisnis dengan tiga strategi yakni Bisnis Fardhu Kifayah (produk wajib yang dibutuhkan masyarakat), Bisnis Komersil, Bisnis Strategis.
Seperti yang pernah diakui Anofial dan Lenggogeni Faruk, cakupannya tak tanggung-tanggung, dari Australia, Jerman, hingga Prancis.
Di dalam negeri, ia juga melebarkan bisnis di segala sektor.
Di bidang kebudayaan, misalnya, Halilintar mendirikan grup nasyid Qatrunada dan melahirkan album rekaman.
Di bidang pendidikan, ia membangun Sekolah Cinta Tuhan, murid tak dikenakan ilmu, guru pun tidak digaji.