Follow Us

Mertua Aurel Hermansyah Diduga Pernah Menjadi Anggota Organisasi Terlarang Di Masa Lalu, Kabur Ke Luar Negeri Setelah Ganti Nama, Sosok Ini Bongkar Semua

Moh. Habib Asyhad - Rabu, 16 Maret 2022 | 10:34
Tak kunjung pulang ke Indonesia, mertua Aurel Hermansyah, Anofial Asmid, diduga pernah terlibat organisasi terlarang di Indonesia dan Malaysia.
YouTube Gen Halilintar

Tak kunjung pulang ke Indonesia, mertua Aurel Hermansyah, Anofial Asmid, diduga pernah terlibat organisasi terlarang di Indonesia dan Malaysia.

Buku itu adalah karya Taufik Mustafa.

Dalam buku itu, Eep Saefulloh Fatah, konsultan politik yang juga teman Anofial Asmid menceritakan sosok ayah Atta itu.

"Tahun 1995, ia (Anofial Asmid) adalah seorang yang door to door menjajakan karpet, dibantu istri dan seorang temannya yang mantan pengecer koran. Ketika Oktober 2002, saya bertemu kembali dengannya, ia adalah pemimpin sebuah jaringan usaha berskala global,” tulis Eep di buku tersebut.

Tak kunjung pulang ke Indonesia, mertua Aurel Hermansyah, Anofial Asmid, diduga pernah terlibat organisasi terlarang di Indonesia dan Malaysia.
Kolase: IG @halilintarasmid dan YouTube/Atta Halilintar

Tak kunjung pulang ke Indonesia, mertua Aurel Hermansyah, Anofial Asmid, diduga pernah terlibat organisasi terlarang di Indonesia dan Malaysia.

Berubahnya pola pikir dan cara berpakaian Anofial terjadi setelah ia berguru pada Syeikh Ashaari Muhammad At Tamimi atau dikenal dengan Abuya Ashaari di Malaysia.

Sejak itu juga Anofial mendapat nama baru menjadi Halilintar Muhammad Jundullah.

“Perubahannya yang penting bagi saya bukanlah perubahan gaya berpakaiannya (memakai gamis, membelitkan sorban di lingkar kepala), melainkan caranya bertutur dan topik-topik yang ia pilih dalam pembicaraan,” tutur Eep.

Syekh Ashaari atau Abuya adalah pendiri dan pemimpin Darul Arqam, sebuah organisasi keagamaan Islam yang berbasis di Malaysia.

Anofial pun sempat menjadi salah satu pengikut organisasi tersebut.

Pengakuannya sebagai tokoh Darul Arqam juga tercantum dalam buku "Jejak Hizbut Tahrir Indonesia" karya Pusat Data dan Analisa TEMPO.

Ia bergabung dengan organisasi tersebut pada tahun 1989 dan menjabat sebagai pimpinan Darul Arqam untuk kawasan Jakarta dan Bogor.

Hal itu membuat organisasi tersebut sempat marak juga di Indonesia.

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest