Saat foto-foto dari TPA Tibar menyebar secara global, kemarahan publik pun muncul dan mengarah langsung ke pemerintah Indonesia.
Bahkan banyak yang meyakini, pengiriman pasukan perdamaian internasional ke Timor Leste diawali oleh kabar tentang TPA Tibar.
Sebuah kondisi yang pada akhirnya memicu keputusan PBB untuk menggelar referendum di Bumi Lorosae.
Secara singkat, TPA Tibar menggambarkan betapa buruknya kondisi kesehatan anak-anak Timor Leste.
Dengan kondisi badan mereka yang terlihat kurang gizi, mereka ikut mengais sampah membantu orangtua mereka.
Padahal, di lokasi ini pula sampah-sampah berbahaya nan mematikan disebut-sebut tertumpuk menjadi satu.
Sebuah gambaran mengerikan yang dengan masih saja terlihat setelah Timor Leste lepas dari Indonesia selama dua dekade.
TPA Tibar tidak mengalami perubahan sedikit pun sejak pertama kali mencuat ke dunia dan memicu kritik tajam bagi Indonesia.
DiberitakanAljazeera, TPA Tibar masih menjadi lokasi yang dipenuhi oleh anak-anak pengais sampah.
Dalam laporan tersebut disebutkan, banyak anak-anak berusia 8 tahun dalam kondisi fisik kurang gizi mencari nafkah di sana.
Sampah-sampah mematikan, yang dulu menjadi salah satu isu yang 'digoreng' kelompok pro kemerdekaan, masih saja muncul.