"Ke Singapuraitu keluarga sudah harus expect bahwa di sana biaya 2-3 kali lipat lebih mahal daripada treatment di Indonesia.
Jadi itu udah diingetin dulu, kita udah tahu," kataDenadadikutip TribunStyle 2 Januari 2022.
Awalnya Denada tidak terlalu merasa berat menjalani proses pengobatan ini karena ia sudah terbiasa melakukan penerbangan pulang-pergi ke Singapura sebelum pandemi.
Namun kemudahan tersebut mulai tak bisa ia rasakan selama dua tahun terakhir sejak adanya pandemi.
Setiap harinya, Denada pakai mobil sang ibunda, Emillia Contessa, karena mobilnya sudah dijual untuk biaya pengobatan anaknya
"Memang 2 tahun ini berat banget," kataDenada.
"Sebelumnya sih gampang mbak, karena kan dari sini (Indonesia ke sana (Singapura) penerbangannya banyak,
Jadi dulu tuh sering pulang ke Indonesia, dari sana tuh subuh naik pesawat, subuh ke sini, nyampe sini aku kerja seharian,
Nanti flight terakhir aku pulang lagi ke Singapura," paparnya.
Pandemi membuatnya kesulitan mencari nafkah dan pulang ke Indonesia.
Berbagai pekerjaan pun terpaksa batal lantaran pembatasan wilayah yang dilakukan.