"Untuk pertama kalinya pesan kami dilihat oleh dunia," kata Jose dalam sebuah pesan di media sosial.
Setelah meliput di berbagai daerah konflik seperti di Chechnya dan Beirut di tahun 1980-an dan 1990-an, Max yang lulusan dari Oxford University menetap di Dili.
Dia juga belajar bahasa Tetun dan merekam sejarah dari negara yang baru merdeka di tahun 1999 tersebut.
Kepada teman-temananya, Max mengatakan dia '"jatuh cinta" kepada Timor Leste dan warganya.
Max kemudian mendirikan Pusat Audiovisual bernama Max Stahl Timor-Leste Audiovisual Centre, di mana dia menyimpan sekitar 5.000 jam rekaman video yang mendapat pengakuan dari badan UNESCO.
Rekaman itu termasuk hasil karyanya sendiri selama 30 tahun.
Jose Ramos-Horta mengatakan Timor Leste menghargai Max sebagai "salah satu pahlawan dalam perjuangan kami yang membantu membentuk negara kami selamanya".
Ayah beranak empat tersebut meninggal hari Rabu lalu di kota Brisbane, setelah berjuang melawan kanker sejak tahun 2012.
Max Stahl meninggal dunia dalam kondisi sedang ditemani istrinya, Dr Ingrid Bucens dan keluarganya.