Meskipun PDB Timor Leste meningkat setiap tahun sejak kemerdekaannya.
Masalah lain yang sering diidentifikasi, yakni kurangnya infrastruktur dan sumber daya di dalam negeri.
Hal itu bisa dikaitkan dengan sejarah Timor Leste yang bermasalah.
Setelah milisi dan pasukan keamanan Indonesia menarik diri dari Timor Leste pada akhir September 1999, infrastruktur negara itu dihancurkan.
Lembaga pemerintah dan pemerintahan berhenti berfungsi.
Dengan bantuan bantuan dari negara-negara seperti Australia, Portugal, Jepang, dan China, Timor Leste perlahan-lahan membangun infrastruktur fisik dan administratifnya.
Timor Leste diketahui menghidupkan kembali hubungannya dengan Portugal.
Banyak elit lokal yang merupakan bagian dari proses pembangunan negara Timor Leste hidup dan dididik di pengasingan di Portugal.
Keberpihakan Timor Leste ke negara-negara Lusophone (orang yang berbicara bahasa Portugis) menuai kritik dari anggota ASEAN di masa lalu.
Para sarjana hubungan internasional mencatat pentingnya penyelarasan negara-negara kecil dengan negara-negara besar (dalam hubungan internasional dan bukan berdasarkan ukuran geografis) untuk keberadaan mereka.