Suar.ID - Beberapa waktu lalu, sempat ramai diperbincangkan tentang mural yang memberi kritikan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Misalnya saja pada pertengahan Agustus lalu, muncul mural bertuliskan "404 Not Found" di daerah Batu Ceper, Kota Tangerang.
Mural itu viral di media sosial setelah dihapus oleh petugas kepolisian pada Kamis (12/8/2021).
Tak lama, kembali muncul mural mirip Jokowi muncul di Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Namun, mural tersebut hanya bertahan satu hari lantaran telah dihapus oleh empat orang berpakaian sipil pada Selasa (31/8/2021).
Melansir dari Kompas.com, Presiden Jokowi meminta aparat kepolisian tak berlebihan menanggapi kritik masyarakat terhadap pemerintah yang disampaikan melalui mural.
Jokowi bahkan tidak keberatan bila dirinya dihina.
"Saya minta agar jangan terlalu berlebihan."
"Wong saya baca kok isi posternya."
"Biasa saja."
"Lebih dari itu saya sudah biasa dihina," kata Jokowi dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/9/2021), dilansir dari Kompas.TV.
Jokowi juga mengatakan bahwa dirinya sudah terbiasa dihina.
"Saya tidak antikritik. Sudah biasa dihina."
"Saya ini dibilang macam-macam, dibilang PKI, antek asing, antek aseng, planga-plongo, lip service."
"Itu sudah makanan sehari-hari," kata presiden.
Terkait peristiwa penghapusan sejumlah mural kritik oleh pihak kepolisian, Jokowi mengaku telah menegur Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Ia tidak ingin aparat bertindak reaktif terhadap seni kritik tersebut.Kendati demikian, kata Jokowi, dirinya tak tahu menahu mengenai penangkapan dan penghapusan mural tersebut.
Namun, menurutnya, tindakan represif itu merupakan inisiatif petugas di lapangan.
"Kapolri mengatakan itu bukan kebijakan kita, tapi Kapolres."
"Dari Kapolres juga menyatakan bukan kebijakan mereka, tapi di Polsek," ujar Jokowi.
"Saya sudah tegur Kapolri soal ini," tuturnya.