Sebagai informasi, pati terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu pati tercerna (digestible starch) dan pati resistan (resistant starch).
Pati tercerna adalah tipe yang dengan cepat dikelola oleh tubuh menjadi glukosa dan disimpan menjadi lemak bila tidak dibakar.
Sementara itu, pati resistan tidak dipecah menjadi glukosa dan melewati usus seperti serat, sehingga memiliki kalori yang lebih rendah.
Nasi dan kentang pada awalnya mengandung banyak pati resistan.
Namun, cara memasak yang salah sering kali mengubah pati di dalam kentang dan nasi menjadi pati tercerna.
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, para ahli menemukan, nasi goreng dan nasi pilaf mengandung lebih banyak pati resistan daripada nasi yang dikukus atau direbus biasa.
Sebuah studi pada 2014 menemukan, mendinginkan pasta sebelum dipanaskan kembali dan dimakan juga meningkatkan kandungan pati resistan di dalamnya.
Berbekal pengetahuan tersebut, James dan pembimbingnya, Pushparajah Thavarajah, lantas melakukan berbagai eksperimen untuk menurunkan kandungan kalori di dalam nasi.
Mereka menguji coba 8 metode memasak nasi menggunakan 38 jenis beras di Sri Lanka, dan menemukan, metode di atas adalah yang paling efektif.