Dilansir National Geographic via Kompas.com pada 2 Juli 2021, varian delta plus ini mulai muncul di database global pada pertengahan Maret dan pada 26 April khusus varian ini diteemukan di Inggris.
Hal ini pun membuat Inggris melarang perjalanan internasional pada 4 Juni.
Badan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE), pertama kali menyatakannya sebagai variant of consern (VOC) dalam pengarahan 11 Juni dan pada 22 Juni, otoritas India mengikutinya.
Namun, hingga saat adanya jejak virus corona varian delta plus ditemukan, vairan ini tampaknya tak umum, saat ini hanya menymbang sebagaian kecil dari urutan delta.
Kendati demikian, WHO tetap waspada pada virus corona varian delta plus dan varian lainnya agar tak menimbulkan peningkatan penularan.
Sama seperti WHO, INSACOG juga waspada dan juga khawatir mengenai adanya kemunculan virus corona varian delta plus:
- peningkatan transmisibilitas
- ikatan yang lebih kuat dengan reseptor sel paru-paru
- potensi pengurangan respons antibodi monoklonal
Bagaimana pun juga mutasi semacam ini akan terus hadir di berbagai varian virus lainnya, jadi kemungkinan bukanlah sumber kekhawatiran baru ini.
Tak cuma itu, ahli virologi DR. Jeremy Kamil, dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Lousiana mengatakan kalau tak perlu khawatir tentang adanya virus corona varian delta plus ini karena vaksin yang sekarang beredar juga mampu melawan varian baru ini.
Lalu apa saja gejala virus corona varian delta plus ini?