Suar.ID - Seorang pria panik dan terkejut bukan main ketika dia menerima tagihan hampir 6.000 dolar untuk pembelian game online yang dilakukan oleh putranya.
Anaknya yang berusia enam tahun telah membelanjakan uang puluan juta rupiah hanya dalam dua hari.Netizen bernama Jason mengatakan bahwa puranya yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar kelas 1, menggunakan tabletnya untuk pembelajaran online antara 2 hingga 4 Juli.
Baca Juga: Ternyata bukan Mitos Belaka, Rutin Konsumsi Air Rebusan Daun Kelor bisa jadi Bahan Alami Mencegah Kanker hingga Diabetes!Jason menemukan uangnya sebesar 5.866,72 dolar (sekitar Rp 85 jua) pada hari Senin (5/7/2021) raib karena untuk belanja game anaknya.Melansir dari stomp.straitstimes.com, Jason berkata, "Karena tanggal pembukaan kembali sekolah telah ditunda dan putra saya melakukan pembelajaran dari rumah, saya memberikan kepadanya tablet Android saya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumahnya.""Setelah dua hari dia menggunakan tablet, saya mengalami keterkejutan dalam hidup saya ketika saya menyadari bahwa dia telah melakukan pembelian dalam game senilai lebih dari 5.000 dolar melalui tablet saya tanpa sepengetahuan saya."
"Anak saya tidak menyadari bahwa dia melakukan transaksi keuangan."
"Dia hanya menekan secara acak tanpa mengetahui bahwa dia melakukan pembayaran kepada pengembang game."Karena tagihan langsung dipotong, tagihan sudah dibayar lunas.Jason berkata, "Saya tidak punya pilihan selain membayar."
"Saya menghubungi Google dan mencoba mencari bantuan.""Untuk kekecewaan saya yang paling dalam, Google menolak untuk menyelidiki lebih lanjut."
"Mereka juga tidak memberikan pengembalian dana yang diminta, meskipun saya membuat permintaan pengembalian dana dalam waktu 48 jam."Jason berharap kejadian tersebut dapat meningkatkan kesadaran orangtua agar tidak jatuh ke dalam keadaan yang sama.
Dia menambahkan, "Saya berharap orangtua untuk berhati-hati dan memberi perhatian khusus pada bagaimana anak-anak mereka menggunakan perangkat seluler dan komputer mereka, terutama pada saat-saat belakangan ini ketika pembelajaran berbasis rumah dilakukan saat Covid-19.""Ekonomi benar-benar buruk sekarang dan banyak yang mengalami masalah keuangan."
"Masalah seperti itu hanya membuat lebih banyak tekanan pada keuangan keluarga."