Suar.ID - Belakangan ini kasus positif Covid-19 sedang meningkat.
Hal ini pun menyebabkan tak sedikit rumah sakit dan juga fasilitas isolasi di Indonesia ini hampir penuh.
Alhasil tak sedikit masyarakat yang terpaksa harus isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Kendati demikian terkadang ada pula yang memang harus terpaksa menjalani isolasi meski tak positif Covid-19.
Hingga harus membuat orang-orang ini merawat para pasien yang sedang isolasi mandiri di rumah.
Selama merawat orang yang sedang isolasi mandiri ini rupanya tidak bisa sembarangan mencuci pakaian pasien Covid-19 ini.
Diperlukan langkah-langkah khusus agar bisa terhindar dari penularan virus.
Dilansir Medical News Today via Tribunnews.com,ternyata mencuci dan desinfeksi ini adalah dua proses yang berbeda.
Mencuci ini sendiri merupakan proses yang melibatkan menghilangkan kotoran dan kuman dari permukaan.
Meski pembersihan dapat menurunkan resiko penyebaran agen infeksi, seperti virus dan bakteri, pembersihan tak membunuh mereka.
Karena itu, perlu melakukan desinfeksi dengan menggunakan bahan kimia pembunuh kuman.
WHO dan Pusat pengendalian dan Pencegahan Penyat AS (CDC) mengungkapkan kalau SARS-CoV-2 ini menyebar dari orang ke orang melalui kontak tak langsung dan langsung yaitu dengan droplet pernapasan yang mengadung virus.
Tindakan pencegahan, seperti jarak fisik, karantina, dan isolasi diri, dapat membantu mengurangi resiko penularan langsung.
Namun, tetesan pernapasan bisa jatuh pada benda dan permukaan.
SARS-CoV-2 dapat masuk ke tubuh seseorang jika mereka menyentuh permukaan ini dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka.
Sebuah studi berjudul“Persistence of coronaviruses on inanimate surfaces and their inactivation with biocidal agents” pun menunjukkan kalau virus corona ini dapat menempel di permukaan logam, kaca, dan plastik hingga 9 hari.
Pada studi lainnya melaporkan kalau virus ini bisa tetap menular selama 3-7 hari pada permukaankaca, baja tahan karat, dan plastik, dan kurang dari 2 hari pada kayu dan kain.
Temuan mereka juga menunjukkan kalau SAR-CoV-2 ini sangat sensitif pada panas.
Usai dipanaskan dalam suhu 70 derajat celcius, maka vidrus menjadi tidak aktif selama 5 menit.
Desinfeksi permukaan dengan 0,1% natrium hipoklorit (pemutih), 0,5% hidrogen peroksida, atau etanol 62 - 71% ini efektif menonaktifkan sebagian besar virus corona hingga tak membuat mereka menular.
Barang-barang yang digunakan oleh pasien Covid-19 ini merupakan barang yang perlu mendapat perlakuan khusus.
Terutama untuk mencegah potensi menularkan ke orang lain.
Hal ini meengingat barang-barang ini bisa saja ditempeli virus SARS-CoV-2, termasuk pakaian.
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan dalam mencuci pakaian pasien Covid-19.
- Cuci pakaian dengan sabun cuci atau deterjen rumah tangga. Pertimbangkan untuk merendam pakaian dalam larutan pemutih jika tidak merusak pakaian.
- Pilih pengaturan air terhangat yang tersedia. WHO merekomendasikan suhu air antara 60–90°C ketika mencuci pakaian. Namun, suhu tinggi dapat merusak atau mengecilkan item pakaian yang halus, jadi ingatlah untuk membaca label perawatan.
- Keringkan pakaian sepenuhnya.
- Desinfeksi keranjang cucian dengan 0,1% natrium hipoklorit atau semprot dengan desinfektan.
- Kenakan sarung tangan saat mencuci pakaian.
- Cuci tangan dengan air hangat dan sabun segera setelah melepas sarung tangan.
- Jika sarung tangan tidak tersedia, segera cuci tangan setelah memegang pakaian kotor dan hindari menyentuh area wajah.