"Sebelum maju, seniman harus tahu diri. Sejauh mana kemampuannya. Kalau sudah tahu, dia akan tahu jati diri. Kalau sekarang, kebanyakan mereka justru mengukur orang lain. Tapi, dia sendiri tidak tahu dirinya sendiri," tutur salah bintang iklan obat sakit kepala ini.
Ki Manteb selalu berpesan kepada para politikus Indonesia agar menekankan cara politik yang berbudaya alih-alih budaya politik.
Menurutnya, keduanya adalah dua hal yang berbeda.
Menurutnya, politi berbudaya merupakan cara berpolitik yang santun, menghargai orang lain, dan membantu mereka yang benar-benar membutuhkan.
Sebaliknya, budaya politi, baginya,meripakancaraseseorang menggunakan politik dalam hal apa pun.
Perilaku ini, katanya, akan cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan, termasuk melakukan kejahatan korupsi.
"Sudah banyak contohnya. Misalnya, ada terpidana korupsi yang masih saja membela diri merasa dirinya benar, padahal sudah ketahuan korupsi. Itulah hasil budaya politik," ujarnya.
Ketika ditanya sosok calon presiden RI yang diidolakan, ia pun enggan menyebutkan secara spesifik.
Dengan senyum khasnya, Ki Mantep menjawab bahwa siapa pun yang akan mempimpin negeri ini nanti haruslah yang mempunyai satu tujuan dengan rakyatnya dan mau belajar dan meneladani pemimpin terdahulu.
"Saya titip pesan, lelakon sing wis kelakon dadio pengilon (siapa pun yang sudah jadi pemimpin jadilah teladan). Berkacalah dengan pemimpin terdahulu. Tiru yang baik. Tinggal yang buruk," pesannya.