Follow Us

Wali Kota Surabaya Sedih Bukan Main Saat Koalisi Masyarakat Madura Bersatu Sebut Dirinya Telah Bersikap Diskriminatif

Adrie Saputra - Selasa, 22 Juni 2021 | 19:05
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menemui massa aksi yang mengatasnamakan Koalisi Masyarakat Madura Bersatu di Balai Kota Surabaya
Kompas.com

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menemui massa aksi yang mengatasnamakan Koalisi Masyarakat Madura Bersatu di Balai Kota Surabaya

Suar.ID - Ratusan warga yang menamakan diri Koalisi Masyarakat Madura Bersatu dilaporkan telah menggelar demonstrasi di depan kantor Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (21/6/2021).Mengutip dari Kompas.tv, ada tiga tuntutan yang diserukan oleh massa dalam aksi bertajuk "Demonstrasi Akbar Madura Melawan".Pertama, mereka menuntut pemerintah menghentikan penyekatan yang diskriminatif.

Mereka meminta swab antigen di tempat hiburan dan tempat kerumunan lainnya di Surabaya.

Baca Juga: Semakin Memanas! Menolak Diajak Mediasi oleh Rian D'Massiv, Akun Denny Sakrie Tak Hadir Ke POLDA Metro Jaya, Istri Rian Malah Kena ImbasKedua, mereka menuntut Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, untuk meminta maaf kepada warga Madura.

Para warga Madura bahkan membentangkan poster protes bertuliskan "Wali Kota Surabaya harus minta maaf kepada warga Madura".

Ada juga tulisan lain yang berbunyi "Hentikan Penyekatan yang diskriminatif".Koordinator aksi, Ahmad Annur, mengatakan jika tes swab tetap dilakukan di jalur Jembatan Suramadu, mengakibatkan warga kesulitan melakukan aktivitas ekonomi."Kalau Pak Wali Kota ingin melakukan swab silakan di tempat keramaian."

"Jika swab ini tetap berlangsung hingga 1-2 minggu ke depan, maka warga Madura bukan mati karena virus Covid-19, tapi karena kelaparan tidak bisa bekerja," kata Annur dalam orasinya.

Baca Juga: Langsung Panik Takut Ditinggal Sang Istri Usai Diserang Akun Twitter Dituding Lakukan Pelecehan Seksual Hingga Ajak Check In Di Hotel, Rian D'Masiv Langsung Mohon Begini Ke Sang Istri: Ma Jangan Tinggalin Saya

Selain 2 tuntuttan di atas, Annur juga meminta agar pos penyekatan Suramadu sisi Surabaya dibubarkan dan dihentikan karena banyak dampak yang dialami warga Madura."Bubarkan pos penyekatan karena banyak dampak yang dialami warga Madura, mulai dari sakit yang dialami warga Madura yang bekerja di Surabaya dikarenakan setiap hari harus di-swab, hingga melemahnya ekonomi di Madura," ucapnya.Setelah beberapa lama menyampaikan orasinya, para demonstran itu akhirnya ditemui oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.Usai menemui demonstran, Eri mengatakan, bahwa kebijakan tersebut merupakan keputusan bersama dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur.Eri menuturkan, dirinya dan Bupati Bangkalan hanyalah pelaksana tugas dari keputusan yang sudah disepakati sebelumnya."Nanti saya akan sampaikan juga terkait tuntutan yang lainnya ke Forkopimda Jatim, nanti kami menunggu arahan dari satgas Covid-19 wilayah," ucap Eri Cahyadi.Mengenai permintaan penghentian tes swab, ia mengatakan hal itu sudah mengacu pada kesepakatan Forkopimda Jawa Timur dengan Bupati Bangkalan.

Baca Juga: Raul Lemos Sampai Dibikin Kagum Nggak Karuan, Krisdayanti Ternyata Miliki Orangtua Angkat Bukan Kaleng-kaleng, Sempat Duduki Jabatan Mentereng Ini

"Saya sampaikan juga tadi, kalau sudah ada SIKM (surat izin keluar masuk) enggak perlulah ada swab di Surabaya, karena sudah ada kesepakatan dengan pimpinan daerah Forkopimda Jatim," tuturnya.Berikutnya, soal anggapan warga Madura didiskriminasi, Eri menyampaikan bahwa opini tersebut membuatnya sedih.Pasalnya, kakek Eri berasal dari Madura.

Dia pun memiliki keluarga yang tinggal di sana.

"Kalau njenengan tanya saya, saudara saya masih di Bangkalan semuanya, orangtua saya, kakek saya, juga dari Bangkalan."

"Kalau njenengan ada yang tanya, ini yang bikin saya sedih waktu ada yang bilang diskriminasi," kata Eri yang dikutip dari Kompas.com.

Source : Kompas.com, Kompas.tv

Editor : Adrie Saputra

Baca Lainnya

Latest