ASI dari istrinya tak lagi keluar, dan bayinya menangis kelaparan, sedangkan ia sebagai ayah tidak memiliki uang untuk membeli susu.
"Sampai akhirnya dikasih air putih, lo sebagai bapak apa nggak nangis?" kata Pandji dengan berkaca-kaca.
Daniel Mananta ikut terkejut mendengar cerita pilu tersebut.
Ia juga tidak menyangka bahwa seorang Panji Pragiwaksono pernah berada di titik terendah kehidupan semacam itu.
Sisi emosional dari kisah Panji ternyata tidak berhenti sampai di situ.
Foto Pandji Pragiwaksono bersama keluarga
Pandji melanjutkan kisah-kisah di mana roda kehidupannya sedang berada di titik bawah.
Kala itu, ia dan anak istrinya sedang berjalan-jalan di areafood courtyang ada di Pondok Indah Mall (PIM).
Di sana, karena ia tidak punya cukup uang, ia dan anak istrinya hanya memutari areafood court tersebut.
Tak satu pun hidangan atau sekedar jajanan yang mampu ia beli dan belikan untuk dirinya sendiri juga keluarganya.
Dari situ, Pandji mengungkapkan bahwa masa-masa terberat tidak sepantasnya membuat kita mengasihani diri sendiri.