Intisari-Online.com - Seorang siswi SMP di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur tewas usai akad nikah, Selasa (25/5/2021).
Siswi berinisial AN ini sempat dilarikan ke puskesmas untuk mendapat perawatan medis, namun nyawanya tak berhasil tertolong.
Keluarga yang tengah berduka justru harus kembali merasakan kesedihan dengan seorang tetangga yang juga seorang guru di Sumenep menyebar hoaks tentang penyebab kematiannya.
Oknum guru tersebut menyebarkan informasi palsu bahwa penyebab kematian siswi tersebut adalah dikarenakan bunuh diri.
Melansir Tribunnews.com (29/5/2021), keluarga korban telah angkat bicara, mengonfirmasi jika putri mereka meninggal bukan karena bunuh diri, melainkan karena sakit.
Keluarga siswi kelas 9 itu pun mengungkapkan rasa sakit hatinya atas informasi palsu yang disebar oknum guru berinisial HN.
Arli (32) kakak ipar AN mengaku kesal atas perbuatan HN yang diduga telah menyebarkan informasi palsu.
Selain disebut meninggal karena bunuh diri, AN dikabarkan menolak nikah dan masih berada di bawah umur.
"Kami menerima fitnah yang sangat kejam. Kami sudah kehilangan anggota keluarga kemudian difitnah dengan drama racun dan pernikahan di bawah umur," kata Arli via telepon, Sabtu (29/5/2021).
Padahal, pihak keluarga hanya menuntut agar informasi palsu yang disebarkan oleh HN bisa diklarifikasi di balai desa dengan disaksikan oleh aparat desa dan aparat kepolisian.
Pasalnya, kabar tentang AN yang disebar oknum guru tersebut telah menyebar di masyarakat dan sudah telanjur dipercayai.
Namun, permintaan itu tidak direspon oleh HN bahkan diabaikan.
"Kami ingin persoalan ini klir. Soal hukum, biar polisi yang menanganinya," tegasnya.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (28/5/2021) menjelaskan, informasi yang disampaikan HN adalah kebohongan dan bisa dijerat UU ITE.
"Masih kami cari pelaku penyebar hoaks itu," ujar Widiarti, Jumat (28/5/2021).
"Pelaku bisa dijerat dengan undang-undang Informasi dan transaksi elektronik," katanya.
Namun, HN sendiri diketahui sudah tidak ada di rumahnya dan kini menjadi buronan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh pihak kepolisian, pelaku sudah kabur ke Desa Kalikatak, Kecamatan Kangayan, salah satu desa di ujung timur pulau Kangean.
"Postingan di akun media sosial yang disebarkan HN sudah dihapus.
"Tapi HN tetap kami cari karena sudah membuat resah keluarga almarhum dan masyarakat," ungkap Widiarti.
(*)