“Kecuali, saya punya kesenangan baru di sini,” ujarnya,
“Melihat sepasang trofi perang nan ganteng dari dua kepala manusia yang baru saja ditebas.” lanjutnya.
Kedua kenang-kenangan atas kemenangan perang itu baru diperoleh beberapa hari sebelumnya dan menampakkan pemandangan yang mengerikan.
Kepala itu nantinya diasap hingga dagingnya setengah matang, bibir dan telinga secara adat melayu.
Baca Juga: Momen Menyayat Hati ketika Anak Badak Membangunkan Ibunya yang Telah Tewas Ditembak Pemburu
“Kepala-kepala itu tetap dengan rambutnya,” demikian kisah Ida,
“Dan salah satu kepala itu bahkan matanya membelalak.”
“Melihat sepasang trofi perang nan ganteng dari dua kepala manusia yang baru saja ditebas.”
Mereka mengeluarkan trofi kepala itu dari keranjang, yang kemudian menggantungnya untuk memamerkan dengan rasa puas dan bangga kepada Ida.
Baca Juga: Viral Foto Sekelompok Pria Menguliti Macan Dahan yang Terancam Punah, Netizen Tak Tinggal Diam!
Tradisi mengayau, berburu kepala musuh untuk dijadikan trofi, tampaknya telah menjadi bagian suku-suku pedalaman di Hindia.
Setelah menyaksikan semua adegan liar itu, Ida merenung, apakah berarti orang Eropa seperti dirinya jauh lebih beradab dari mereka?