Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Wajah Baru Intisari, #KitaDigdaya untuk Indonesia Berdaya

Adrie Saputra - Kamis, 08 April 2021 | 12:15
Jurnalis dan Pejuang Literasi
Majalah Intisari

Jurnalis dan Pejuang Literasi

Suar.ID - "Kalau orang tak tahu sejarah bangsanya sendiri – tanah airnya sendiri – gampang jadi orang asing di antara bangsa sendiri," tulis Pramoedya Ananta Toer dalam novelnya Anak Semua Bangsa.

Kehadiran Intisari menjadi bagian untaian sejarah media di Indonesia.

Boleh dikata, majalah ini lahir ketika rezim pengekangan informasi pada 1960-an.

Pun, monumen bersejarah yang terkait dengan lahirnya majalah ini adalah Candi Prambanan.

Baca Juga: 5 Upaya Pembunuhan Aneh Sepanjang Sejarah Gunakan Senjata yang Tak Biasa, dari Pena Logam Panjang Hingga Senapan Tersembunyi di Balik Kostum Beruang

Dalam sebuah pertunjukan sendratari dalam bias sinar rembulan di pelataran candi itu, Jakob Oetama dan Petrus Kanisius Ojong membicarakan sebuah media baru di tengah kekangan informasi oleh negara.

Misi mereka sama, akses informasi yang mencerahkan warga.

Lalu, mereka pun sepakat untuk menerbitkan media bergaya cerita manusia — bukan renungan atau opini belaka.

Bukan kebetulan apabila keduanya memiliki kesamaan: Jakob dan Ojong memiliki latar guru.

Baca Juga: Kisah Sedih di Balik Penciptaan Mie Instan 'Anak Kos' yang Sekarang Mendunia, Simak Kisahnya Berikut Ini...

Keduanya juga memiliki minat pada sejarah.

Keduanya juga jurnalis yang mumpuni.

Source : intisari

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x