"Kami biasanya mencari harga eceran di Google lalu menurunkannya 75 persen." Butler melanjutkan, dia tidak keberatan harga barangnya turun jauh, karena merasa senang bisa membantu orang dengan harga murah.
Wanita pemulung ini memiliki dua anak bernama Mia (8) dan Ruxton (6) yang berasal dari pernikahan sebelumnya.
Hari pertama menjadi pemulung, dia memungut sampah di luar toserba setempat pada tengah malam, dan setelah melihat-lihat beberapa tong sampah, dia menemukan sekotak besar barang Ulta Beauty, kosmetik papan atas di sana.
"Kami membuka kotak itu dan ada begitu banyak riasan yang dibuang - sungguh luar biasa," ujarnya mengenang momen tersebut dengan bangga. "(Pacarku) Daniel menambahkan nilai jual dan hasilnya mencapai lebih dari 500 dollar AS (kini sekitar Rp 10 juta). Dia lebih kaget dari aku." Tiffany Butler kemudian menyadari profesinya barunya ini bisa mendatangkan banyak uang.
Dia lalu menetapkan rute rutin untuk mencari barang-barang buangan bernilai tinggi.
"Saya tak lama menyadari tempat terbaik adalah parade belanja, bukan toko individu, dan membuat catatan tentang hari-hari tempat sampah dikosongkan dan saat mereka mengambil banyak barang," terangnya.
"Saya tidak ke toko makanan - bau buah dan sayuran yang membusuk terlalu berlebihan." Hanya dalam dua bulan Tiffany Butler berhasil memetakan dua rute memulung terbaiknya, dan sejak 2018 ia melakukannya secara full time.
"Saya kerja setiap hari, tanpa libur, Senin sampai Jumat, dan sudah melakukannya selama dua tahun."
"Saya bergantian ke dua rute, menghabiskan 2-3 jam sehari untuk memulung."
"Memulung di akhir pekan sangat dilarang. Akhir pekan adalah waktu keluarga dan bukan untuk mencari-cari di tempat sampah."
Beberapa benda termahal yang dijual pemulung kaya ini antara lain Ninja Blender seharga 160 dollar AS (Rp 2,3 juta), blus Michael Kors seharga 82 dollar AS (Rp 1,18 juta), dan robot vacuum cleaner berbanderol 400 dollar AS (Rp 5,7 juta).