Laele pun turut menjadi korban luka atas insiden ledakan bom tersebut.
Beruntung, ia selamat dan hanya mengalami luka ringan.
Pasalnya, saat bom meledak, dia sedang melintas pelan-pelan.
Laele membonceng motor yang dikendarai istrinya.
"Saya belum bisa membawa motor karena sakit, jadi istri yang bonceng," ujar pria 56 tahun itu.
Laele melanjutkan, istrinya mengendarai motor dengan kecepatan minim.
"Pelan-pelan sekali. Pas lewat Jalan Kartini, karena ada mobil dan banyak orang, saya bilang 'pelan-pelan'."
"Baru bicara, langsung meledak," tutur Penyuluh Agama Islam Non-PNS Kecamatan Mamajang itu.
Peristiwa itu membuat Laele trauma.
Ledakan besar yang diikuti oleh api dan asap, yang didengarnya, membuatnya syok seketika.
Alhasil, motornya kemudian oleng.