Nurul menjelaskan, penguasa tentu membutuhkan dana besar untuk kepentingan elektoral dan elektabilitas.
"Ketika butuh dana maka kemudian dia butuh relasi yang baik dengan pengusaha," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan soal budaya pengusaha mendekati penguasa supaya berhasil mendapat garapan proyek.
"Sebaliknya, pengusaha seakan-akan untuk dapat proyek, juga butuh backup penguasa," papar Nurul.
"Ini yang kemudian relasi yang sepertinya benar saja secara bisnis tapi kemudian mengakibatkan ganjaran tindak pidana korupsi," pungkas Nurul.
Terakhir, Nurul menyoroti soal sistem politik di Indonesia yang masih membutuhkan biaya tinggi bagi mereka yang ingin berpartisipasi.