Suar.ID - Eks Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo tak kuasa menitikkan air mata saat ditanya soal kenangan tak terlupakan bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.Rudy menceritakan pernah menjadikan kakinya sebagai pengganjal kursi Mega.Hal itu dilakukan agar Mega tak jatuh karena saat itu kursi dalam keadaan tak seimbang.TribunSolo.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif bersama FX Rudy dalam acara Ngobrol Sore yang berlangsung pada Senin (22/2/2021).
Baca Juga: Getol Pengen Nikah Lagi dengan Orang Solo atau Yogyakarta, Ayu Ting Ting ungkap Kriteria Calon Suami: Menerima Satu PaketDalam wawancara yang digelar di kediaman FX Rudy, di Pucang Sawit Solo itu, FX Rudy berkisah tentang banyak hal.Tidak hanya soal kenangan selama 15 tahun mengabdi jadi wali kota, tapi juga kisahnya bersama partai politik yang membuat namanya besar, PDIP Perjuangan.Nah, dalam kesempatan wawancara itu, FX Rudy sempat tak tahan menitikkan air mata.Ia tak kuasa menahan perasaan emosional dan haru, ketika mendapat satu pertanyaan dari wartawan TribunSolo.com.
Saat itu, FX Rudy ditanya soal kenangan tak terlupakan bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.Kisah unik ini sebelumnya memang beredar di telinga banyak orang.Dari kisah ini pula, konon, nama FX Rudy begitu diingat oleh Mega, hingga kabarnya FX Rudy menjadi kader partai kesayangan Mega hingga kini.TribunSolo.com pun berusaha mencari tahu, benarkah kisah itu tersebut terjadi.Dalam satu kesempatan, saat FX Rudy masih sebagai kader partai dan belum menjadi pejabat negara, Mega datang ke sebuah acara di Solo.FX Rudy kemudian melihat, kursi yang diduduki oleh Mega, dalam kondisi tidak layak.Kursi itu digambarkan ringkih, tidak seimbang, sehingga bisa saja membuat Mega terjatuh.Tak diduga oleh semua orang, FX Rudy lalu mendatangi Mega, ia kemudian membiarkan kakinya, menjadi pengganjal kursi Mega.
Kaki FX Rudy itu akhirnya diletakkan di bawah kaki kursi Mega, sehingga kursi Mega itu bisa seimbang.Sepanjang acara, Rudy mengorbankan kakinya, agar Mega tak jatuh.FX Rudy pun membenarkah kisah itu benar adanya."Betul. Tapi kalau kapan tahunnya, saya lupa ya," ujar Rudy."Jadi, saya itu kalau Ibu (Mega) itu melakukan kegiatan apapun, saya kan harus melihat situasi dan kondisi. Jangan sampai Ibu... mohon maaf...," kata Rudy, tiba-tiba memberhentikan kalimatnya.Rudy terdiam beberapa detik."Sik (tunggu, Red)... sebentar," lanjut Rudy.Matanya memerah dan mulai terlihat berkaca-kaca."Jangan sampai Ibu saya ini jatuh gitu lho, ibu saya, sehingga saya ganjel pakai kaki ini cukup lama juga," lanjut Rudy."Jangan sampai Ibu saya ini terjatuh. Karena Kalau terjatuh itu filosofi nggak baik. makanya, kaki saya saya korbankan untuk beliau," ujar Rudy sambil terus menahan air matanya jatuh.
Apakah itu pengalaman yang emosional bagi Pak Rudy? tanya TribunSolo.com."Kalau emosional tidak ya," ujar Rudy, kali ini sambil menyeka air mata."Saya sebagai kader partai hanya bertugas menjaga aset partai. Mbak Mega saya anggap sebagai pemimpin dan aset partai. Saya punya kewajiban di situ.""Dan Mbak Mega tidak boleh disakiti siapapun. Kalau ada yang menyakiti, saya orang pertama yang di depan," kata Rudy, sambil menyeka air mata.