Tetapi kedua belah pihak menuntut pihak lain untuk mengambil langkah pertama.
Dalam kasus Korea Utara, sangatlah naif untuk percaya bahwa pemimpin negara itu akan menyerahkan senjata nuklir.
Hal terbaik yang bisa dicapai Washington di sini adalah kesepakatan tentang persenjataan Korea Utara, kata para ahli.
Amerika Serikat (AS) dan Rusia bersama-sama memiliki 90% dari total senjata nuklir dunia.
Moskow dan Washington dapat membiarkan diri mereka mengambil langkah-langkah perlucutan senjata yang signifikan tanpa mengorbankan potensi pencegah mereka.
Di bawah Presiden Biden, AS dapat mengambil inisiatif yang sesuai, dan begitu pula Rusia, reporter SRF TV menyatakan keyakinannya.
Selain itu, Amerika Serikat ingin dengan segala cara untuk membujuk China ke dalam perjanjian kontrol senjata baru.
Tetapi Beijing dengan tegas menolak inisiatif tersebut.
Menurut para ahli, China melakukannya dengan sangat baik, karena tidak memiliki senjata nuklir jarak jauh.
Sehingga Beijing secara aktif membangun potensi militer senjata nuklir jarak menengah.
Semakin kuat persenjataan yang diperlengkapi China, semakin agresif China, dan semakin membuat Jepang atau Korea Selatan ingin segera memiliki senjata nuklirnya sendiri.