“Saya enggak menggantikan Pakde. Mira dan teman-teman peserta yang lain, hanya meneruskan perjuangan dan cita-cita Pakde. Pakde meminta tolong agar lagu-lagu campursari dilestarikan, anak muda dikenalkan dengan lagu-lagu Jawa. Pihak penyelenggara acara bukan menggelar ajang ini juga bukan atas dasar menggantikan Pakde.
Saya juga tidak merasa bisa menggantikan Pakde, karena Pakde memang tidak bisa tergantikan. Mira dan teman-teman punya ciri vokal sendiri, ajang ini bisa dibilang jalan untuk meraih karier yang selanjutnya. Berkaca dari Pakde yang dulunya pengamen jalanan kini bisa sukses, (mbok menowo/barangkali) rezekinya bisa kayak Pakde,” urai Mira.
Anak Muda Juga Cinta Budaya Jawa
Bagi Mira, anak muda yang cinta budaya Jawa merupakan sosok yang luar biasa. Biasanya ada orang yang hanya ingin tahu tapi tidak mau belajar tentang budaya itu.
Alasannya beragam, mungkin karena kuno, sementara ada budaya lain yang mungkin lebih keren. Tapi Mira mengatakan kalau ia dan teman-temannya yang berprofesi sebagai seniman juga banyak yang seumuran.
Mereka adalah anak muda yang cinta budaya Jawa, bukan sekadar tahu namun juga melestarikan, ikut berpartisipasi di dalamnya.
“Anak-anak yang cinta budaya Jawa patut diapresiasi, siapa pun dan dimana pun,” terangnya.
Cara memiliki minat untuk cinta budaya Jawa menurut Mira kuncinya adalah sadar dengan budaya-budaya yang dimiliki Indonesia, termasuk budaya Jawa.
“Kita punya kebudayaan sendiri, kenapa kita harus melupakan budaya kita sendiri untuk terlihat lebih keren dengan budaya asing. Lebih baik apa yang ada di sekitar kita syukuri, apa yang ada di sekitar kita dilestarikan, karena enggak ada ruginya dan enggak ada jeleknya. Kebudayaan kita itu bagus, orang mancanegara saja ada yang mempelajari budaya kita masa kita sendiri enggak,” tutupnya.