Mantan istri Ben Kasyafani mengakui, bipolar disorder tak menganggunya namun ia merasakan banyak orang sekitarnya yang tak kuat dengan banyaknya energi yang dimiliki.
"Jadi intensitas emotion gue itu lebih banyak terus lingkungan keluarga yang kebanyakkan akademisi, bussiness man yang bukan main emosi seperti kita pekerja seni."
"Mereka melihatnya 'kok ini anak bisa mengeluarkan emosi yang dia punya', terus mereka gak berani ketika melihat gue begitu," terang Marshanda.
Waktu itu, keluarga mengira Marshanda sedang mengalami gangguan kejiwaan dan tidak bisa mengontrol diri sendiri.
"Jadi ada banyak anggapan ketika keluarga memutuskan gerebek dan bawa paksa ke rumah sakit."
"Yang disebutkan keluarga 'apakah kita mau menolongnya?karena dia gak punya self control', sementara mereka tahu ketika 2009 - 2014 saat gue stop minum obat lalu gak sanggup, gue selalu menolong diri sendiri, pergi ke psikiater," beber Marshanda.
Dari hal itu, Marshanda belajar berhenti memprioritaskan kebutuhan orang lain.
"Gue dari kecil gak pernah set boundaries, gue mengizinkan orang-orang untuk take what they want from me, tanpa mengajarkan ada pintu satu untuk memasukinya dan ada caranya untuk menghargainya seperti manusia."
"Gue harus berhenti memprioritaskan kebutuhan orang lain diatas prioritas gue," aku Marshanda.
Mendapatkan perlakuan seperti itu, Marshanda lantas mendapatkan saran dari temannya untuk memaafkan saja keluarganya.