Sebelumnya, Turki dan Yunani telah menyiapkan hotline militer yang bertujuan untuk mengurangi risiko bentrokan di wilayah tersebut.
Ketegangan meningkat awal tahun ini ketika Turki mengirim kapal ke daerah yang disengketakan untuk mencari cadangan minyak dan gas yang berpotensi kaya.
Von der Leyen mengatakan kepada wartawan bahwa Uni Eropa menginginkan hubungan yang positif dan konstruktif dengan Turki.
"Tapi itu hanya akan berhasil jika provokasi dan tekanan berhenti," katanya.
"Karena itu kami berharap Turki mulai sekarang menjauhkan diri dari tindakan sepihak."
"Dalam kasus tindakan baru oleh Ankara, Uni Eropa akan menggunakan semua instrumen dan opsi yang tersedia."
"Kami memiliki kotak peralatan yang dapat kami terapkan segera."
Setelah pertemuan larut malam mereka, anggota UE setuju untuk meninjau perilaku Turki pada bulan Desember dan menjatuhkan sanksi jika aksi "provokasi" tidak berhenti.
Kanselir Austria Sebastian Kurz, menuliskan postingan di Twitter setelah pertemuan tersebut.
"Uni Eropa mengeluarkan ancaman sanksi yang jelas terhadap Turki jika terus melanggar hukum internasional."
Adapun Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan UE menawarkan Turki hubungan yang lebih dekat pada perdagangan dan bidang lain tetapi melancarkan ancaman sanksi jika ketegangan di Mediterania tidak mereda.