Alias ​​pun berharap agar kisah viral makan yang diklaim masyarakat sebagai 'berdarah' ini tidak menyebar lagi.
Lantaran tidak ingin menimbulkan fitnah dan aib bagi almarhum dan ahli warisnya.
Pejabat Agama Kabupaten Kota Setar, Ahmad Faisol Omar mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu pemeriksaan polisi sebelum berkomentar lebih lanjut terkait masalah tersebut.
“Sebagai seorang petugas agama distrik, saya menyarankan untuk tidak mengirimkan video viral itu," katanya.
"Untuk menjaga kepekaan dan perasaan anggota keluarga korban."
"Pihak saya belum bisa memastikan hal ini dan keputusan sebenarnya membutuhkan hasil penyelidikan forensik," ujarnya lagi.
Sebelumnya, Ahmad Faisol menuturkan, dirinya sempat turun ke lapangan untuk melihat kondisi makam yang tersebar di media sosial.
"Kami serahkan ke polisi karena kasus ini sedang dalam penyidikan aparat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Polisi Distrik Kota Setar, Nor Azman Mohd Noor ketika dihubungi mengatakan penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan.