Saya merasa tercekik dalam lingkungan seperti itu.
Terkadang dia memasak untuk saya, dan juga membantu saya dalam melakukan pekerjaan rumah tangga."
“Setiap kali saya melakukan kesalahan, dia selalu memaafkan saya untuk itu.
Saya ingin berdebat dengannya.
Saya tidak membutuhkan kehidupan di mana suami menyetujui apapun,” tambahnya.
Tentu saja permohonan cerai wanita ini ditolak pengadilan Syariah.
Bahkan ulama yang menangani permohonannya menyebut alasan si pemohon sangat remeh.
Namun wanita ini tidak puas atas putusan pengadilan Syariah yang menolak permohonan cerainya.
Dia membawa permohonan cerainya ke panchayat (semacam badan perwakilan desa) setempat.
Lagi-lagi permohonan cerainya ditolak.
Ketika wanita itu ditanya apakah dia punya alasan lain untuk bercerai, dia menjawab tidak ada.