Prosesi penguburan buaya dilakukan dengan prosesi adat, yakni mengubur kepala dan bagian tubuh di tempat yang berbeda.
Selain masalah kerajaan, masyarakat juga meyakini bahwa buaya adalah titisan siluman.
Buaya muara, salah satu jenis buaya Indonesia yang sering kita jumpai keberadaannya.
Bangkai buaya pun dikubur di tempat terpisah antara kepala dan tubuhnya.
"Ada pawang yang mengiringi penguburan dengan ritual, karena buaya itu telah mengganggu manusia. Jadi dianggap sudah menyalahi kodratnya," kata Junaidi, Sekretaris Desa setempat.
Cara ini dilakukan karena masyarakat khawatir buaya tersebut bisa hidup kembali.
Pendapat Sejarawan
Sejarawan sekaligus budayawan Pangkalpinang Akhmad Elvian mengatakan ada kepercayaan yang mengatakan tiap-tiap lubuk atau bagian sungai yang lebar biasanya dihuni buaya yang disebut puaka.
Jika buaya berpindah dari satu lubuk ke lubuk lain maka buaya harus bertarung dengan puaka yang tinggal di lubuk itu.
"Buaya-buaya yang kalah bertarung inilah yang biasanya membuat onar terhadap manusia yang kehalen (berbuat kesalahan dengan melanggar pantang larang)," kata dia.
Terkait kasus tersebut, Elvian menjelaskan bahwa buaya itu muncul karena ulah manusia.