Hal serupa juga diungkapkan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sriphastuti.
Menurutnya, istilah New Normal ini memang tidak mudah dimengerti masyarakat.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto saat memberikan keterangan mengenai update corona di Indonesia.
Banyak masyarakat yang tidak paham lantaran istilah New Normal menggunakan bahasa asing.
"Pemahaman menggunakan 'new normal' sendiri, karena ada unsur bahasa asingnya, kemudian tidak mudah dipahami," kata Brian.
Brian mengatakan New Normal seharusnya dimaknai sebagai adaptasi perilaku dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun.

Ilustrasi pandemi corona.
Baca Juga: Mau Mengadakan Resepsi Pernikahan di Tengah Pandemi? Bisa! Begini Protokolnya di Era New Normal
"Jadi yang ditonjolkan bukan situasinya, tapi perilaku kita yang harus disesuaikan dengan situasi yang terjadi," kata Brian.
"Perilaku yang bisa membatasi atau menghindari transimisi persebaran lebih lanjut dari orang ke orang supaya tidak terinfeksi atau terpapar virus ini," ujar dia.
Penggunaan istilah New Normal membuat masyarakat hanya berfokus pada situasi "normal".