Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mengaku Salah, Pemerintah bakal Mengubah New Normal dengan Istilah Baru

Ervananto Ekadilla - Minggu, 12 Juli 2020 | 13:30
Pemerintahan Jokowi mengaku istilah new normal kurang tepat.
via Kompas.com

Pemerintahan Jokowi mengaku istilah new normal kurang tepat.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sriphastuti.

Menurutnya, istilah New Normal ini memang tidak mudah dimengerti masyarakat.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto saat memberikan keterangan mengenai update corona di Indonesia.
Dok BNPB via Kompas.com

Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto saat memberikan keterangan mengenai update corona di Indonesia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Perguruan Tinggi Out of the Box di Tengah Pandemi: Kuliah Daring sudah jadi New Normal, bahkan Next Normal

Banyak masyarakat yang tidak paham lantaran istilah New Normal menggunakan bahasa asing.

"Pemahaman menggunakan 'new normal' sendiri, karena ada unsur bahasa asingnya, kemudian tidak mudah dipahami," kata Brian.

Brian mengatakan New Normal seharusnya dimaknai sebagai adaptasi perilaku dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun.

Ilustrasi pandemi corona.
Pixabay

Ilustrasi pandemi corona.

Baca Juga: Mau Mengadakan Resepsi Pernikahan di Tengah Pandemi? Bisa! Begini Protokolnya di Era New Normal

"Jadi yang ditonjolkan bukan situasinya, tapi perilaku kita yang harus disesuaikan dengan situasi yang terjadi," kata Brian.

"Perilaku yang bisa membatasi atau menghindari transimisi persebaran lebih lanjut dari orang ke orang supaya tidak terinfeksi atau terpapar virus ini," ujar dia.

Penggunaan istilah New Normal membuat masyarakat hanya berfokus pada situasi "normal".

Source :Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x