"Aku menderita sejak hari pertama," terangnya.
Kekerasan Berbasis Gender
Melihat tingginya tingkat pelecehan seksual di lingkungannya, Ibu A bertekad pada upayanya untuk membuat sang anak menjadi kurang diinginkan bagi pria.
"Aku hanya tidak ingin dia menjadi target anak laki-laki di sekitarnya," kata Ibu A.
"Aku sadar banyak anak laki-laki di sini suka mengejar gadis kecil," tambahnya.
Praktik menyeterika payudara gadis muda ini diketahui sudah terjadi di Kamerun selama beberapa generasi.
Asal usul praktik ini tidak jelas, tetapi sekira seperempat wanita di Kamerun telah mengalami penyetrikaan payudara.
Berdasar data penelitian oleh Gender Empowerment and Development (GeED), merupakan organisasi non-pemerintah,yang berbasis di Yaounde, Kamerun, menemukan bahwa hampir 60 persen kasus, prosedur itu dilakukan oleh sang ibu.
PBB menyebut penyetrikaan payudara merupakan kekerasan berbasis gender yang termasuk dalam satu di antara kejahatan yang paling sedikit dilaporkan.
Diperkirakan tindakan tersebut mempengaruhi 3,8 juta wanita secara global.