Sementara dari sisi domestik, investor global mulai mencari kembali instrumen pasar dengan imbal hasil tinggi, karena imbal hasil dalam dollar AS dan sejumlah mata uang negara maju sudah sangat rendah.
Alhasil, para investor itu masuk kembali ke RI mengingat RI menawarkan persentase imbal hasil yang menarik, setelah sebelumnya minggat akibat kekhawatiran pandemi Covid-19.
"Tentunya dengan peringkat rating investment grade, yield SBN 10 tahun yang menawarkan imbal hasil 7,5 persen sangat menarik bagi investor global (yield hunting). Apalagi baru saja India menawarkan credit ratingnya di-downgrade," papar Nanang.
Sebagai informasi, kembali tumbuhnya kepercayaan investor kepada RI terlihat pada lelang Surat Berharga Negara ( SBN) pada Selasa lalu.
Pada lelang itu, terjadi penawaran masuk hingga Rp 105 triliun, merupakan yang tertinggi sejak 28 Februari 2020. Sekitar 30 persen dari incoming bid tersebut berasal dari investor asing.
Investor asing yang tidak memperoleh dari lelang perdana, akhirnya masuk ke pasar sekunder pada hari ini.
Tak heran, yield SBN 10 tahun tembus di bawah 7 persen hari ini dan ditutup di angka 6,98 persen.
"Akhirnya, pasokan valas dari bank-bank luar negeri yang terkait dengan inflows ke SBN tersebut mendorong Rupiah menguat hari ini ke level Rp 14.050," pungkas Nanang.