Follow Us

Terancam Punah, Akankah Bumi Baik-Baik Saja Tanpa Keberadaan Harimau?

Fathia Yasmine - Kamis, 04 Juni 2020 | 20:25
Ilustrasi Harimau di habitat aslinya

Ilustrasi Harimau di habitat aslinya

Suar.ID - Selain hari besar seperti perayaan keagamaan dan memperingati pahlawan, beragam negara juga memiliki hari khusus untuk mengajak masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan hewan.

Salah satunya yaitu hari Harimau sedunia yang dirayakan setiap tanggal 29 Juli. Menurut Wikipedia, ide ini pertama kali digagas pada kegiatan Saint Petersburg Tigger Summit pada tahun 2010.

Tujuannya yaitu untuk untuk mempromosikan sistem global untuk melindungi habitat alami harimau dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu konservasi harimau. Pasalnya, keberadaan populasi harimau liar kian menurun dari tahun ke tahun.

Organisasi hewan World Wildlife Day mencatat bahwa dari seluruh keluarga kucing besar, harimau lah yang mulai terancam punah jumlah total populasi kurang dari 3.900 ekor di seluruh dunia.

Baca Juga: Raffi Ahmad dan Atta Halilintar Rebutan Beli Rumah Rp 30 M Anang Hermansyah seperti Anak-anak lagi Rebutin Mainan, Ashanty Marah: Ini Beneran, bukan Buat Konten!

Indonesia sendiri sebelumnya memiliki tiga sub spesies harimau. Sayangnya, dua sub spesies yaitu Harimau Bali dan Harimau Jawa telah punah. Sedangkan sisanya adalah Harimau Sumatera dengan total populasi kurang dari 600 ekor.

Sebagai makhluk yang hidup berkoloni dalam jumlah besar, harimau membutuhkan lingkungan habitat yang luas untuk memudahkan mereka dalam mencari mangsa. Selain itu, harimau juga membutuhkan lingkungan yang terisolasi dari kehidupan manusia agar terhindar dari ancaman perburuan liar.

Namun, maraknya deforestasi hutan mengakibatkan para hewan termasuk harimau kehilangan tempat tinggalnya. Menurut data yang diterbitkan IUCN pada 2015, harimau terpaksa kehilangan 40 persen habitat tempat tinggalnya akibat adanya deforestasi hutan secara masif.

Belum lagi dengan adanya pembuatan jalan raya untuk kendaraan, menjadikan keberlangsungan hidup harimau kian terancam meski berada di hutan. Kemudahan akses manusia kedalam hutan akan memicu keinginan manusia untuk berburu satwa demi keuntungannya sendiri.

Baca Juga: Akui Pernah Dekat dengan Aktor Bertato Ini, Nikita Mirzani Ungkap Alasannya Tolak Dijodohkan dengan Vicky Nitinegoro

Sebab, tulang harimau masih dianggap sebagai bahan obat yang mampu menyembuhkan banyak penyakit. Para pemburu bahkan tak segan menyimpan perangkap hewan di dalam hutan.

Kasus sindikat perburuan gelap harimau menggunakan perangkap juga sempat terjadi di Bengkulu pada Kamis (20/2/2020). Lokasi yang berdekatan dengan kawasan Hutan Lindung Seluma ini, menjadi alasan para pemburu menyimpan perangkapnya disana.

Editor : Sheila Respati

Baca Lainnya

Latest