"Ini sama sekali tidak mengejutkan," kata Juan David Ballen, kepala ekonom pialang Casa de Bolsa di Bogota.
"Perusahaan itu sangat berutang budi, padahal faktanya mereka mencoba merestrukturisasi utangnya tahun lalu," tambahnya.
Avianca, maskapai penerbangan tertua kedua yang terus beroperasi di dunia setelah KLM, memiliki utang $ 7,3 miliar, sekitar Rp 108 triliun pada 2019.
Maskapai ini mengajukan kebangkrutan Bab 11 di New York dan mengatakan akan melanjutkan operasi ketika merestrukturisasi utangnya.
Asosiasi Penerbangan Sipil Kolombia (ACDAC), sebuah serikat pekerja yang mewakili banyak karyawan Avianca, mendukung langkah tersebut.
Sejatinya Avianca sudah mengalami kebangkrutan sejak awal 2000-an.
Maskapai tua ini diselamatkan oleh seorang pengusaha minyak kelahiran Bolivia, Jerman Efromovich.
Efromovich menumbuhkan Avianca secara agresif tetapi juga membebani operator dengan utang yang signifikan.
Membengkaknya utang membuat Efromovich sampai dikeluarkan dari maskapai tahun lalu saat kudeta dewan direksi yang dipimpin oleh United Airlines Holdings Inc.
Namun, hingga saat ini dia masih punya saham di sana.