Meski panggung busana masih menampilkan postur kurus sebagai idealitas tubuh model perempuan, namun tak demikian di tingkat ritel fashion sesungguhnya.
Pelaku bisnis ritel fashion memberikan lebih banyak pilihan bagi perempuan untuk bergaya dengan busana plus-size.
James Hall, Consumer Affairs Editor The Telegraph menuliskan, salah satu perusahaan manekin terbesar di Inggris, melaporkan tingginya permintaan manekin untuk perempuan berukuran besar.
Displaysense, penyedia manekin untuk jaringan clothing skala besar di Inggris ini mencatat kenaikan 16 persen dalam penjualan manekin plus-size pada 2011.
Total penjualan manekin plus-size naik dari 4.600 unit menjadi 5.000 unit.
Jim Moody, eksekutif Displaysense, mengatakan pernyataan desainer busana Lagerfeld melenceng dari fakta.
"Lagerfeld mungkin menginginkan ukuran nol di catwalk, tapi pasar clothing untuk ukuran plus semakin berkembang dan semakin dilirik jaringan ritel fashion," jelas Moody.
Riset terkini di Inggris juga menunjukkan, satu dari lima perempuan Inggris menggunakan busana ukuran plus.
Diperkirakan, pertumbuhan pasar busana perempuan berukuran besar mencapai 50 persen lima tahun belakangan, dengan kenaikan nilai transaksi dari 2,7 miliar poundsterling (Rp 38,7 triliun) menjadi 4 miliar poundsterling (Rp 57,3 triliun) pada 2011.
Angka ini lebih tinggi, dibandingkan 15 persen pertumbuhan pasar busana perempuan mainstream.
"Figur berlekuk kembali digemari dan jadi tren di musim semi dan panas. Kami percaya, tren ini muncul karena fashion vintage kembali digemari, terutama dari era 40-50-an, yang cocok untuk tubuh jam pasir," jelasnya.