Di bawah hukum, siapa pun yang menghina atau mengkritik monarki dapat dipenjara hingga 15 tahun.
Tapi sebuah tagar Thailand yang diterjemahkan menjadi "Mengapa kita membutuhkan seorang raja?" muncul 1,2 juta kali di Twitter dalam 24 jam setelah seorang aktivis mengklaim Vijaralongkorn bepergian pada hari libur ke Jerman, sementara wabah terus menyebar di seluruh Thailand.
Aktivis Somsak Jeamteerasakul adalah seorang kritikus vokal terhadap undang-undang monarki dan lése-majesté Thailand, dan mengatakan dalam satu posting: “(Vajiralongkorn akan) membiarkan rakyat Thailand khawatir tentang virus ini. Bahkan Jerman khawatir tentang virus, (tetapi) itu bukan urusannya."
Sementara itu, melansir dailymail.co.uk, Raja Thailand memiliki rumah kedua di Jerman di mana ia menghabiskan banyak waktunya. Dia tidak membuat penampilan publik di negara asalnya sejak Februari lalu.
(Tatik Ariyani)
Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul "Tak Habis Pikir, Sudah Isolasi Diri Bersama 20 Selirnya di Hotel Mewah, Raja Thailand Vajiralongkorn Masih Saja 'Kabur' dan Bolak-balik Eropa-Thailand Saat Lockdown Corona".