Penduduk menilai penangkapan para pendemo akan menambah kesengsaraan mereka untuk mendapatkan makanan.
Kelompok-kelompok aktivis mengecam penangkapan itu dan mendesak pemerintah untuk mempercepat pemberian bantuan tunai yang dijanjikan.
Rencananya, pemerintah mengalokasikan dana sebesar 200 miliar peso atau sekira Rp 66 triliyun untuk jaminan warga miskin di tengah lockdown.
"Menggunakan kekuatan berlebihan dan penahanan tidak akan mengenyangkan perut kosong orang Filipina. Sampai hari ini mengingat janji bantuan uang tunai untuk orang miskin," kata kelompok hak asasi perempuan, Gabriela.
Penduduk lainnya lantas mengadakan perkumpulan untuk menuntut pembebasan mereka yang ditahan.
Di antaranya memegang poster yang bertuliskan 'tes massal, bukan penangkapan massal'.
Wilayah utama Filipina di utara Luzon adalah rumah bagi lebih dari 57 juta orang dan kini harus menjalani kucian selama sebulan. (Ika Nur Cahyani/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Filipina Ancam Beri Sanksi Berat Pelanggar Lockdown, Duterte: Tembak Mati Mereka