Peristiwa ini kemudian mengarah pada anggapan, pemerintah China tidak melaporkan data jumlah pasien sesuai data di lapangan.
Pemerintah China juga dianggap tidak melaporkan kasus Corona yang tak memiliki gejala.
"Saya tidak tahu mengapa pihak berwenang memilih untuk tidak menghitung kasus (tanpa gejala) bersama dengan kasus resmi lainnya. Saya bingung," ujar dokter di Wuhan yang kembali positif setelah sembuh.
Keempat orang yang dihubungi NPR itu kini tengah kembali diisolasi di bawah pengawasan medis.
Tidak ada keterangan jelas apakah mereka tertular lagi dan mengapa mereka bisa positif setelah sembuh.
Ada kemungkinan saat mereka dites negatif, hasil tersebut adalah palsu.
Hal ini bisa saja terjadi jika swab test yang dilakukan menggunakan alat yang kurang akurat untuk mengumpulkan sampel virus.
Kemungkinan lain adalah tes yang tidak bereaksi bagus pada DNA, sehingga sisa virus malah mendominasi hasil tes yang membuat positif.
"Kemungkinan ada hasil positif palsu dalam tes ini," ujar dr Jeffrey Shaman, seorang profesor ilmu kesehatan lingkungan di Universitas Columbia.
Shaman sempat mengadakan penelitian pemodelan yang menunjukkan, penularan antarindividu tanpa gejala adalah pendorong berkembangnya Corona di Wuhan. (Tribunnews.com/ Ifa Nabila)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Alat Test Covid-19 dari China Dipertanyakan, Wuhan yang Semula Sembuh Dapat 'Serangan' Kedua