Tak butuh waktu lama bagi Purwaniatun untuk mengambil langkah menjalani operasi pengangkatan kanker tersebut.
“Jadi setelah tahu kanker rahim langsung minta diangkat, masih kecil gitu (kankernya). Makanya dia minta buru-buru segera (diangkat),” katanya lagi.
Gia menambahkan, sang nenek hanya sadar selama dua hari usai menjalani operasi.
Selebihnya, kondisi Purwaniatun kian menurun.
“Dua hari doang sadarnya, terus memburuk,” ujar Gia lagi.
Anak sulung Purwaniatun, Sigit Bayu Kuncoro mengungkap pesan terakhir mendiang ibunya pada dia serta keluarganya.
Kata Sigit, sang ibunda merupakan sosok yang memberikan petuah-petuah padanya.
Bahkan mendiang kerap memintanya untuk berbuat baik kepada sesama.
“Karena setiap harinya almarhum selalu memberikan wejangan-wejangan yang baik untuk keluarga, ya itu pesan terakhirnya," kata Sigit.
"Harus saling tolong sesama, saudara, ada apa pun harus dibicarakan, hari-harinya memang begitu."