Akan memerlukan studi lanjutan yang melibatkan lebih banyak peserta, yang akan memakan waktu berbulan-bulan lagi, kata para ahli.
"Menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi dengan (coronavirus novel) adalah prioritas kesehatan masyarakat yang mendesak," kata Direktur NIAID Dr. Anthony Fauci dalam sebuah pernyataan, Senin (16/3/2020).
"Studi Fase 1 ini, diluncurkan dalam kecepatan rekor, merupakan langkah pertama yang penting untuk mencapai tujuan itu,” lanjutnya.
Uji coba ini didanai oleh NIAID dan dijalankan oleh Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seatle.
Vaksin, yang menggunakan bahan genetik yang disebut messenger RNA, dikembangkan oleh para ilmuwan NIAID bekerja sama dengan perusahaan biotek Moderna.
Agensi memuji kecepatan yang digunakannya dalam uji coba Fase I untuk studi sebelumnya tentang virus corona terkait SARS dan MERS.
Para ilmuwan sebelumnya bekerja pada vaksin eksperimental MERS yang menargetkan protein pada permukaan virus, yang memberi mereka "awal untuk mengembangkan kandidat vaksin untuk melindungi terhadap Covid-19," kata pernyataan itu.
Dalam waktu yang dibutuhkan vaksin untuk menjalani uji coba, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan bahwa tindakan pencegahan yang paling efektif adalah mencuci tangan secara menyeluruh dan praktik menjaga jarak sosial yang membatasi pengumpulan dalam kelompok besar.