Suar.ID -Angka kematian akibat virus corona di Indonesia semakin meningkat.
Hingga Rabu (18/3) kemarin, sudah ada 227 orang yang positif virus corona.
Dari angka itu, 19 orang dinyatakan meninggal dunia karena wabah corona.
Jika dipesentasekan, tingkat kematian tercatat hingga delapan persen.
Sehingga, angka kematian di Indonesia akibat Virus Corona dua kali lipat dan paling banyak di Asia.
Di acara "Mata Najwa" Trans 7 pada Rabu (19/3), Najwa Shihab lantas meminta pendapat dari Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Aman Bhakti Pulungan.
"Dokter, angka-angkanya 227 kasus, 19 kematian dan ini dalam dua mingggu. Baru awal bulan ada dua kasus sekarang langsung naik menjadi 227 kasus," kata Najwa.
"Angka kematian 8,4 persen dok, dua kali lipat dari angka kematian dunia. Tertinggi di Asia. Apa yang Anda baca dari angka-angka ini?"
Mulanya, Aman mengungkapkan rasa dukanya bagi semua korban meninggal covid-19.
Bahkan, Aman menyebut di antara korban itu anak-anak.
"Pertama-tama rasa duka kami yang sangat mendalam kepada semua saudara kita dan buat keluarganya yang meninggal semua korban yang 19."
"Dan salah satu juga adalah anak, jadi sudah ada anak juga yang meninggal," ungkap Aman.
Selain itu, Aman juga mengungkapkan rasa berduka terhadap korban Virus Corona yang lain.
"Jadi bisa dibayangkan bagaimana keluarga itu menerimanya dan juga rasa sedih dan empati terhadap 200 yang lainnya itu," sambungnya.
Ia mengakui bahwa peningkatan kasus di Indonesia sangat besar.
Aman secara terang-terangan menyebut data tersebut diungkapkan tidak transparan.
"Kita melihat peningkatan ini sudah terlalu besar dari awal bulan hanya dua kasus dan sekarang dua kasus lebih tidak ada statistik yang seperti ini."
"Dan sebetulnya secara statistik kita juga sulit membaca atau memprediksi karena datanya ini tidak transparan," ujar dia.
Padahal seharusnya data yang transparan itu harus dilakukan sesegera mungkin.
"Harus dilakukan sesegera mungkin, sedini mungkin dan secepat mungkin," lanjutnya.
Kemudian, ia menyebut bahwa dokter saat ini seperti tentara.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo sebagai komandan perang.
Namun, ia menegaskan dirinya sendiri tidak tahu seberapa banyak musuh.
"Tapi kami para dokter saat ini saya bisa katakan, kamilah saat ini, tentara pasukan khusus ini. Ketua BNPB, komandan perangnya."
"Pasukannya itu, pasukannya khasnya kami. Masalahnya musuh kami tidak tahu berapa jumlah musuh."
"Kami tidak bisa melihat musuhnya di manapun saat ini," ungkap Aman.
Selain itu, Aman juga terang-terangan mengatakan bahwa alat yang digunakan untuk memerangi pandemik Virus Corona tidak lengkap.
"Yang kedua kami tidak dikasih senjata yang lengkap inilah perang yang harus kami lakukan," sambungnya.
Resep Hindari Corona
Dr. Fariz Nurwidya meminta agar masyarakat jangan berlebihan soal herbal atau empon-empon bisa menyembuhkan Virus Corona.
Pasalnya, jika berlebihan maka itu bisa merusak liver dan ginjal.
Faris justru menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi mikronutrient dan vitamin yang teruji klinis mengobati infeksi.
"Kita sebaiknya tidak terlalu genit soal herbal karena kalau kita tidak tahu isinya maka kandungan herbal yang tidak jelas itu bisa membebani liver dan ginjal dalam waktu lama."
"Saya tidak menganjurkan, mending kita fokus pada mikronutrient atau dan vitamin yang nyata-nyata sudah memberikan perlindungan terhadap infeksi virus melalui uji klinis," ujar Fariz.
Lantas, Fariz mengungkapkan dosis Vitamin C yang dibutuhkan untuk menangkal Virus Corona.
"Misal Vitamin C itu sangat dibutuhkan untuk melawan virus ya walaupun angka kecukupan gizi untuk saat-saat biasa itu 60 mg tapi saya yakin bukti memperlihatkan butuh di atas 60 mg untuk bisa melawan," lanjutnya.
Saat ditanya kini banyak orang yang mengosumsi herbal karena Virus Corona, Fariz menilai kurang efektif.
"Itu kan manfaatnya ada untuk saluran cerna, untuk mengurangi masuk angin tapi kalau kita mau menerapkan yang lebih luas, tapi kapasitas emak-emak untuk membuat ramuan kan enggak sama."
"Dan kita tidak memikiki bukti ilmiah gitu, kita bilang efektif atau tidak," ungkapnya.
Fariz kembali menganjurkan mikronutrient dan vitamin yang bisa larut dengan air agar tak merusak liver dan ginjal.
"Jadi saya anjurkan yang larut air."
"Karena kalau dia kelebihan dia bisa dibuang urine, kalau yang tidak jelas itu bisa diakumulasi, menambah beban liver, menambah beban ginjal, jangan sampai kita gara-gara genit sama herbal akhirnya jadi sirosis, sakit liver," jelasnya.
Lantas, Fariz mengungkap apa saja yang bisa mengurangi resiko Virus Corona.
"Ya intinya mikronutrient yang ada sifat antioksidannya misalnya zink, persediaaan di masyarakat mungkin tablet 20 mg itu yang paling murah."
"Kemudian vitamin D3, jadi kalau virus itu melawan virus itu proteksinya," katanya.
Pada kesempatan itu, Fariz menegaskan dirinya tak memberikan resep untuk 100 persen mencegah.
Namun, setidaknya bisa mengurangi risiko terjangkit covid-19.
"Kita bicara menurunkan resiko yan bukan mencegah 100 persen tidak ada di dalam dunia medis itu tidak ada penjaminan itu tidak ada."
"Resiko itu akan turun jika Vitamin D3 nya 1000 internasional unit," ucap dia.
Selain Vitamin c dan Vitamin d3, omega 3 juga disebutnya bisa mengurangi terjangkit Virus Corona.
"Kemudian usahakan multivitamin yang ada seleniumnya ya kemudian omega 3, biasanya seperti itu yang umumnya," pungkasnya
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Tingkat Kematian Pasien Corona Indonesia 2x Lipat dari Dunia, Dokter Ungkap Sudah Ada Anak Meninggal