Semua tempat tidur berjumlah 13 unit dan tambahan 12 brankar (alat bantu membawa pasien) sudah terpakai seluruhnya.
"Memang kondisinya 25 unit tempat tidur dan brankar saat itu sudah terpakai semua, sehingga kami juga tidak bisa memberikan brankar itu untuk pasien," jelas Dwi, Selasa (17/3/2020) dilansir dari Tribunjateng.com.
Selain itu Dwi mengatakan keluarga Mbah Lukita menolak rujukan ke rumah sakit lain dan memilih untuk mengantre.
"Kami sudah berusaha untuk merujuk ke rumah sakit lain tapi pasien tidak bersedia, padahal kami sudah menganjurkannya," jelasnya.
Pasien mendapatkan antrean nomor 19.
Sekitar pukul 15.00 WIB petugas medis mencari keberadaan pasien.
Namun ternyata pasien yang masih di dalam ambulans menunggu di parkiran yang sedikit jauh dari IGD, sehingga petugas juga tidak mengetahuinya.
"Memang sempat diingatkan petugas keamanan untuk tidak parkir di ruang IGD."
"Tapi tidak perlu jauh-jauh juga nggak apa," jelas dia.
Dia menjelaskan, pasien yang dalam kondisi gawat darurat itu diharapkan bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit lainnya.