Akademi Ilmu Kedokteran Militer merupakan salah satu institut penelitian kesehatan terbaik.
Institusi ini memiliki 26 akademisi, lebih dari 50 ilmuwan terkenal, lebih dari 500 ahli senior dan bahkan talenta muda hingga tua tingkat nasional.
Zhang Linqi, profesor di Sekolah Kesehatan Universitas Tsinghua, Beijing, mengatakan bahwa ilmuwan China saat ini berhasil memisahkan beberapa antibodi berkualitas tinggi, dan mereka harap dapat mengubah beberapa hasil penelitian terakhir dengan vaksin antibodi ini menjadi praktik dan melayani masyarakat sesegera mungkin.
Sejak 24 Januari, Tentara China mengirim lebih dari 4000 tenaga medis untuk mendukung Wuhan di tengah wabah dan mencatat nol infeksi dan memainkan peran aktif dalam mengerjakan penelitian ilmiah.
Termasuk melakukan penelitian bersama pada alat uji asam nukleat untuk pengujian cepat, penelitian obat-obatan, antibodi dan penelitian vaksin.
Chen mengatakan bahwa mereka telah didorong oleh Pemerintah China atas percepatan penelitian dan pengembangan ilmiah dalam memerangi virus mematikan dengan menciptakan lebih banyak produk teknologi inti yang dikembangkan sendiri dengan tujuan menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat, terutama menjadikannya terobosan penting dalam pengembangan vaksin.
Ia menambahkan bahwa vaksin merupakan produk spesial, dimana memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian epidem.
"Kita harus berjuang untuk memberikan vaksin yang kita kerjakan dalam percobaan dan aplikasi medis, dengan dukungan teknologi yang kuat untuk memenangkan pertarungan ini," ujarnya.
Dalam sebuah wawancara dengan China Science Daily pada 30 Januari, Chen mengatakan bahwa walaupun para ilmuwan di seluruh dunia bekerja dengan susah payah dalam mengembangkan vaksin melawan COVID-19, tidaklah realistis untuk membuat vaksin dalam waktu satu bulan seperti yang dilaporkan beberapa media.
"Tetapi beberapa tim yang hebat mungkin melakukan lebih baik dan lebih cepat. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada akhir Januari sebuah vaksin dapat dikembangkan dalam beberapa bulan ke depan. Saya percaya rekan peneliti China tidak akan ketinggalan dibandingkan dengan rekan-rekan AS," kata Chen.
Bahkan virus bermutasi seiring berjalannya waktu, para peneliti dapat dengan cepat meningkatkan vaksin dengan mengidentifikasi antigen target yang tidak berubah dan reseptor melalui data besar, menurut Chen.