Pulau itu merupakan tempat rehabilitasi narkoba.
Saat itu menurut Dayat hanya ada 10 orang yang direhabilitasi.
"Saya yang setiap hari bersihkan ruangan-ruangan di pulau itu. Menyapu, mengepel, rapikan ruangan," katanya.
Menurut Dayat, pulau itu dimiliki salah satu pengusaha. Namun, pemilik itu jarang ke pulaunya tersebut.
"Dia juga yang punya pulau resort di Pulau Pantara Timur," jelasnya.
Dayat mengaku hanya bekerja selama satu tahun. Lantaran jaraknya yang terlalu jauh.
Ia pun kini memilih bekerja kembali sebagai nelayan.
"Memang dasarnya saya nelayan. Jadi sekarang balik lagi jadi nelayan. Cari ikan bareng anak saya," kata bapak empat anak ini.
Menjadi nelayan, Dayat sehari-hari mendapatkan hasil dari tangkapan ikannya kurang lebih Rp 300.000 per hari.
Jumlah itu belum dipotong untuk biaya bahan bakar kapal Rp 120.000.